Rabu, 17 April 2013

Tidak Semua.

Tidak lagi cahaya, penerangan membatasi gelap, gelap mengendalikan penglihatan, meski melihat dengan mata, aku merasa telah buta di hati, menjadi manusia yang mengandalkan pendengaran hati yang tak bisa melihat, karena siapa yang mau menolong, selain bukan diri sendiri? Begitulah.

Biarkan aku lepas, terjun bebas diantara tebing tinggi tanpa dasar, biarkan angin menderu ditelinga, biarkan pasrah menjadi peganganku, dan menjadikan nafasku satu-satunya hal yang paling berharga yang masuk ketubuh, aku ingin tetap hidup.

Mereka mencuri banyak hal dariku, tapi tidak semua, mereka membuat banyak luka dihati, meski tangan tetap dikantung, meski hati tak berniat, tapi hatiku memakan dirinya sendiri, dia terlalu percaya akan keajaiban yang mustahil, pikiran mana yang tak sadar, yang tahu telah dibodohi? Itu aku.

Badai, mereka merusak, menghancurkan banyak hal yang terlihat, membakar tubuh yang bergerak, menenggelamkan paru-paru yang masih bernafas, menggoncang kaki yang masih kuat berdiri, tapi kamu, dengan sedikit kata mampu menghancurkan lebih parah dari badai, atas apa yang tak terlihat.

Angkat aku, aku tenggelam berkali-kali, aku pernah terbang, tapi juga sudah sering merasakan bagaimana sakitnya jatuh, cinta memang indah, tapi disebagian sisi, dia mematikan.

Singkat memang perasaan cinta yang pernah aku punya untukmu, tapi mungkin lebih singkat lagi tulisan rumit yang aku ketik disini, tapi ketahuilah, seberat apapun hidup, hidupmu tetap lebih indah dari hidup yang aku punya.

"Selamat bernafas, nikmati hidup dan berbahagialah, aku ingin kamu terus melakukan hal itu.